Ada beberapa peralatan FET yang Klinik Yasmin beli dari apotek Megaria Farma, jadi saya transfer dulu uangnya hari ini, sedangkan besok pembayaran paket FET-nya akan dikurangi. Setelah saya tanyakan suster, ternyata sudah lama (sekitar setahunan) stok barang tersebut kosong di Klinik Yasmin, sementara proses bayi tabung tetap berjalan, jadi pengadaannya dibantu apotek Megaria Farma dulu.
Rabu (22 Jan) saya cuti demi menemani istri hari ini, Sabia sementara kami titip eyangnya dulu di rumah biar ngga ngerepotin. Jam 12.30 kami jalan, tiba jam 13.30. Ternyata hari biasa parkiran mobilnya penuh banget, weekend masih lebih mendingan, untungnya istri sudah turun duluan di lobby buat registrasi, akhirnya saya memutuskan parkir di parkiran gedung bertingkatnya (biasa disebut parkiran tower RSCM Kencana), yang mana setiap mobil akan diangkat lift otomatis ke slot parkiran yang tersedia.
Jam 14 saya sudah bersama istri di ruangan IVF Klinik Yasmin lantai 4. Di sini AC-nya lebih dingin dibanding ruang tunggu di luar. Istri diminta banyak minum air putih sampai dirasa sudah kebelet mau pipis banget, baru tindakannya akan dimulai, karena kandung kemih yang penuh akan mendorong sehingga rahimnya akan lebih terlihat dan memudahkan dokter untuk memasukkan embrio.
Kami masuk lagi ke dalam ruangan yang lebih dalam, dimana kami harus melewati ruangan khusus yang menghembuskan angin kencang selama 15 detik, suster Afiah yang mengantarkan kami cerita kalau para suster bisa sampai masuk angin karena harus bolak-balik lewat sini. Ruangan transisi berkipas kencang ini khusus untuk menghilangkan debu biar higienis.
ruang transisi berkipas angin kencang |
kondisi embrio sebelum dan sesudah di-thawing |
Embrio ini dinamakan embrio nomor 4, 5 dan 10, dimana pembelahan pada embrio 4 ada 9 sel, sementara embrio 5 dan embrio 10 keduanya membelah 7 sel. Keinginan kami sebelumnya yang ingin memasukkan 2 embrio saja dan 1 disimpan lagi buat cadangan, tidak jadi.
Karena dr. Gita menjelaskan embrio yang sudah dicairkan, lalu dibekukan lagi, dan nanti dicairkan lagi, akan bisa merusak kualitasnya. Selain itu karena istri sudah berusia 35 tahun jadi kemungkinan hamil kembarnya semakin kecil, sehingga sarannya dimasukkan 2 atau 3 embrio sekaligus.
Setelah penjelasan tersebut, saya diminta menunggu kembali di luar, dapat makan siang nasi goreng yang sudah disediakan dari tadi. Bismillah.. jam 14.50 istri siap menjalani Embryo Transfer. Selain dr. Gita ada 3 dokter lain yang ikut menemani karena sedang belajar bayi tabung, dan 1 suster jaga. Usai transfer, istri diminta tetap tiduran terlentang dengan posisi kaki lebih tinggi sekitar setengah jam. Jam 15 istri sudah selesai dan kembali ke ruang tunggu, sambil menyantap nasi goreng juga.
foto USG abdomen di rahim istri setelah proses embryo transfer |
Obat-obatan yang dibawa pulang cukup buat dua minggu, yaitu:
Cygest Suppository 400 mg (30 buah) dosis sehari 2x
Duphaston 10 mg (45 tablet) dosis sehari 3x
Lovenox Injection 4000 IU/0,4 ml (14 syringe) dosis sehari 1x
Ovidrel Injection 250 mcg/0,5 ml (2 buah) dosis sesuai instruksi
instruksi menyuntik obat Lovenox dan Ovidrel |
tips setelah embryo transfer |
kuitansi apotek Megaria Farma (22 Jan 2020) |
kuitansi Klinik Yasmin (22 Jan 2020) hal 1 |
kuitansi Klinik Yasmin (22 Jan 2020) hal 2 |
*Klinik Yasmin. Total = Rp 17,971,707
Jasa rumah sakit = Rp 100,000
Paket Frozen Embryo Transfer = Rp 12,990,000
Suntik = Rp 20,000
Cygest Suppository 400 mg (30 buah) = Rp 958,320
Duphaston 10 mg (45 tablet) = Rp 951,291
Lovenox Injection 4000 IU/0,4 ml (14 syringe) = Rp 1,460,334
Ovidrel Injection 250 mcg/0,5 ml (2 vial) = Rp 1,486,872
Alat/bahan/obat = Rp 4,890
*Apotek Megaria Farma. Total = Rp 2,595,000
Nuclon icshi dish Rp 54,068
Oosafe = Rp 116,077
Syringe non toxic = Rp 60,000
Jarum ET = Rp 1,210,000
Medium Thawing = Rp 570,000
Progynova 2 mg (60 tablet) = Rp 585,000
No comments:
Post a Comment