Saturday, December 28, 2019

Endometrial Scratching sebelum mulai FET

Sabtu jam 9 pagi (28 Des) kami sudah tiba di Klinik Yasmin (lantai 4 RSCM Kencana), setelah mendaftar di resepsionis kami menunggu sekitar 2 jam karena seperti biasa antrian di hari Sabtu selalu penuh. Sabia juga kami ajak biar sekalian jalan-jalan.

Jam 11 lewat kami dipanggil masuk ruang konsultasi, istri di-USG terlihat ada satu telur yang belum pecah. Setelah USG, istri dimasukkan obat Tramal (suppository 100 mg) lewat anus untuk mengurangi rasa nyeri, lalu dimulailah tindakan Endometrial Scratching sekitar 15 menitan.

Tindakan ini dilakukan paling tidak seminggu sebelum haid, dr. Gita juga menjelaskan hasilnya ini bisa bertahan buat 3 bulan ke depan.

Istri diresepkan obat antibiotik Clindamycin 300 mg (10 tablet) yang mulai diminum hari ini (3x sehari).

Efek dari obat Tramal bikin istri nge-fly dan mual, untuk mengurangi rasa mual diresepkan obat Vometa, namun karena istri sudah agak baikan jadi resep obat yang ini tidak kami tebus.

Untuk kontrol selanjutnya pada hari kedua haid (haid yang lalu tanggal 5 Des, jadi mungkin haid berikutnya tanggal 5 Jan). Namun karena dr. Gita akan cuti buat umroh ke Mekah, beliau mulai praktek lagi tanggal 8 Januari 2020.

Bila haid hari kedua jatuh sebelum beliau pulang, istri diresepkan obat Progynova (25 tablet) yang mulai diminum saat haid hari kedua (sebanyak 3x sehari), dan diminta kontrol segera setelah beliau sudah mulai praktek.

Obat-obatan kami beli semua di Apotek Megaria Farma, sekaligus resep suplemen yang diberikan saat kontrol 23 Des yang lalu.

Istri ingin tes toxoplasma IgM dan Infeksi Saluran Kencing (ISK), buat jaga-jaga sebelum mulai FET, dr. Gita membuatkan surat pengantarnya dan membebaskan kita pilih tempat tes lab-nya sendiri, hasil tesnya diharapkan sudah ada saat kontrol berikutnya.
kuitansi Klinik Yasmin (28 Dec 2019)
kuitansi apotek Megaria Farma (28 Dec 2019)
Total investasi = Rp 1,764,335

*Klinik Yasmin. Total = Rp 1,011,335
Jasa rumah sakit = Rp 100,000
Konsultasi dr. Gita Pratama = Rp 350,000
Mikro kuret (endometrial scratching) = Rp 540,000
Alat/bahan/obat = Rp 21,335 

*Apotek Megaria Farma. Total = Rp 753,000
Fetavita (30 tablet) = Rp 310,500
Vitamin D3 1000 IU (30 kapsul) = Rp 93,000
Omega 3 (30 kapsul) = Rp 93,000
Progynova (25 tablet) = Rp 245,500
Clindamycin 300 mg (10 tablet) = Rp 11,000

Monday, December 23, 2019

Histeroskopi (kedua) di RS Grand Family (Endometritis sembuh)

Setelah obat antibiotik habis dikonsumsi, istri dijadwalkan kembali untuk histeroskopi pada hari Senin (23 Des) jam 18. Kondisi jalan sudah sepi karena besok sudah libur cuti bersama menjelang Natal dan Senin ini hari masuk kerja kejepit.

Istri sudah makan sebelum tindakan, sesampainya di sana kami langsung masuk ke dalam kamar tunggu (fyi, kamar ini biasanya dipakai untuk keperluan masturbasi pengambilan sperma pria yang akan digunakan untuk inseminasi ataupun bayi tabung). Istri memasukkan obat Tramal (suppository 100 mg) lewat anus untuk mengurangi rasa sakit saat tindakan nanti.

Jam 19 kami dipanggil masuk ke ruangan konsultasi dr. Gita, proses histeroskopi berlangsung sekitar 15 menitan. Hasilnya, istri sudah sembuh dari Endometritis.

kondisi rahim sudah bebas endometritis
kondisi rahim sudah bebas endometritis
kondisi rahim menuju ovarium sudah bebas endometritis
kondisi rahim menuju ovarium sudah bebas endometritis

Istri hanya diresepkan kembali untuk mengonsumsi suplemen buat persiapan bayi tabung nanti, yaitu Fetavita, vitamin D3, dan Omega 3. Serta disarankan bila habis buang air kecil, dibasuh dengan Lactacyd, namun sebaiknya hanya dibagian luar vagina saja, tidak perlu sampai masuk ke dalam.

Efek obat Tramal tadi, seperti biasa, bikin istri mual dan yang parah efek nge-fly sampai besok paginya.

Tindakan berikutnya adalah Endometrial Scratching, yang harus dilakukan seminggu sebelum haid. Karena dr. Gita akhir bulan nanti akan umroh ke Mekah, jadi istri disarankan tindakan hari Sabtu besok (28 Des) di RSCM Kencana.

kuitansi RS Grand Family (23 Des 2019)

Total investasi = Rp 2,145,195
Biaya administrasi rawat jalan = Rp 65,000

Materai = Rp 6,000
Biaya obat-obatan = Rp 139,195
Paket rawat (Office Histeroscopy) = Rp 1,935,000

Monday, December 2, 2019

Histeroskopi (pertama) di RS Grand Family (Endometritis)

Setelah gagal histeroskopi pertama (Senin, 28 Oktober lalu) akibat siklus ovulasi istri yang kacau, di siklus berikutnya ini istri berhasil menjalani tindakan histeroskopi untuk melihat kondisi dalam rahim, sebelum nantinya memulai frozen embryo transfer.

Istri haid tanggal 22 November dan akan histeroskopi di hari ke-9 sampai ke-11 paska haid, suster menjadwalkan hari Senin tanggal 2 Desember. Senin sore kami tiba jam 17.30 di RS Grand Family, istri diminta memasukkan obat Tramal (suppository 100 mg) dari anus untuk meringankan rasa sakit saat tindakan nanti, namun karena obatnya bikin mual jadi disarankan agar makan dulu. Usai makan jam 18 obat dimasukkan, lalu istri rebahan di kamar tunggu sampai jam 18.30 baru dipanggil masuk ke ruangan dr. Gita.

Proses histeroskopi berlangsung cepat sekitar 10 menitan, mesin yang ada di sini masih baru dan lebih canggih karena bisa merekam video dan memfoto dibanding mesin yang dulu pernah kami pakai di RSCM Kencana (Klinik Yasmin), juga hasilnya bisa kita simpan di flashdisk yang memang sudah diingatkan suster untuk dibawa sendiri.

(fyi, mesin histeroskopi di Klinik Yasmin masih rusak sampai sekarang dan pengadaannya masih menunggu tender offer yang mungkin akan baru ada tahun depan, sehingga pasien dr. Gita yang mau histeroskopi dirujuk ke RS ini.)

Sambil melihat hasil kamera yang masuk sampai ke dalam rahim istri, dr. Gita menjelaskan yang terlihat di layar, ada guratan merah di beberapa tempat dalam dinding rahim istri, ini dinamakan endometritis, yaitu peradangan pada dinding rahim yang umumnya disebabkan oleh infeksi.
endometritis pada dinding rahim
endometritis pada dinding rahim
endometritis pada dinding rahim
endometritis pada dinding rahim
endometritis pada dinding rahim yang menuju ovarium
endometritis pada dinding rahim yang menuju ovarium
dr. Gita meresepkan obat antibiotik yang dikonsumsi dua kali sehari untuk mengobatinya. Istri menjelaskan bahwa haidnya yang kemarin tidak keluar banyak darah, hanya flek-flek saja.

Karena haid kemarin kurang lancar, dan ditakutkan terjadi kehamilan, jadi untuk amannya sebelum minum antiobiotik tersebut dr. Gita menyarankan agar istri cek kehamilan dengan testpack, bila hasilnya negatif agar diulang seminggu lagi.

Sepanjang perjalanan pulang hingga dini hari, istri masih merasakan efek nge-fly dari obat Tramal tadi.

Besoknya (3 Des) istri testpack dan hasilnya negatif, namun pada hari Kamis pagi (5 Des), istri merasa haid keluar darah merah coklat sedikit dan ada sedikit gumpalan darah. Setelah whatsapp dengan dr. Gita, dijawab "Sepertinya siklus ini tidak ada ovulasi jadi memang tidak bisa diprediksi, kadang keluar darah atau flek. Diobservasi saja, biasanya kalau sudah ada haid normal, siklus kembali normal."

Jadi tanggal 5 Desember ini istri baru haid yang sebenarnya selama 7 hari ke depan, sedangkan haid yang tanggal 22 November lalu tidak haid lancar dan hanya keluar flek saja.

Karena sudah haid dan yakin tidak hamil, istri minta izin untuk minum obat antibiotiknya mulai hari ini (5 Des) dan dibolehkan dr. Gita. Setelah selesai konsumsi obat antiobiotik, istri disarankan histeroskopi lagi untuk melihat apakah endometritis ini sudah sembuh.

kuitansi RS Grand Family (23 Des 2019)

Total investasi = Rp 2,145,195 (belum termasuk obat antibiotik)
Biaya administrasi rawat jalan = Rp 65,000

Materai = Rp 6,000
Biaya obat-obatan = Rp 139,195
Paket rawat (Office Histeroscopy) = Rp 1,935,000

note: karena kuitansi tanggal 12 Des hilang jadi saya samakan dengan kuitansi tanggal 23 Des, sebab tindakannya sama (histeroskopi), hanya saja di tanggal 12 Des ini ada tambahan obat antibiotik.