Tuesday, March 29, 2016

Kontrol pertama paska LOD

Sore ini kami datang kontrol ke Omni Pulomas untuk melihat kondisi jahitan istri paska operasi seminggu lalu. Dr. Caroline membuka plester transparan di 3 titik bekas lubang operasi untuk melihat hasil jahitan, tidak ada cairan yang keluar menandakan hasilnya sudah bagus, setelah itu ditutup lagi dengan plester anti air yang baru.

Lalu dicek USG untuk melihat apakah ginjalnya terpengaruh akibat operasi kemarin, hasilnya alhamdulillah normal. Istri diresepkan obat Sharox 500 mg untuk dikonsumsi 3x sehari selama 5 hari ke depan.

Istri menanyakan apakah dia harus menggunakan obat suntik hormon supaya hasil pembersihan kista saat operasi kemarin jadi makin optimal. Dr. Caroline menjelaskan, obat terapi hormon untuk kanker tersebut harus dikonsumsi selama 3 bulan sehingga program hamil istri akan tertunda. Positifnya: perkembangan kista akan lebih lambat, negatifnya: menggunakan atau tidak obat tersebut, kista pasti akan ada lagi.

Namun dr. Caroline tetap meresepkan obat Divalin, dan meminta kami mempertimbangkan pilihan tersebut. Bila jadi menggunakan Divalin maka akan disuntikkan ke istri saat kami datang kontrol seminggu lagi.

Saya dan istri browsing di internet, baca pengalaman bunda yang menggunakan obat terapi hormon tersebut, ada yang tiga bulan setelah stop obatnya namun masih belum haid juga. Akhirnya kami memutuskan tidak jadi pakai obat tersebut dan memilih untuk langsung program hamil.

Total investasi = Rp 1,158,703
Biaya di rumah sakit:
Administrasi rawat jalan = Rp 35,000
Jasa dokter rawat jalan = Rp 400,000
USG transvaginal tanpa print = Rp 179,000
WT sederhana = Rp 70,000
Disposible USG = Rp 1,300
Penjualan resep farmasi rawat jalan (15 tablet Sharox 500 mg) = Rp 473,403

Thursday, March 24, 2016

Akhirnya istri menjalani Laparascopic Ovarian Drilling

Akhirnya penantian hari ini pun tiba saat kami telah siap untuk melakukan Laparascopic Ovarian Drilling (LOD) untuk mengatasi masalah Polycystic Ovarian Syndrom (PCO) yang dialami istri.

Selasa pagi (22 Maret) kami sudah tiba di RS Omni Pulomas, sehari sebelumnya sudah booking kamar kelas VIP. Sekitar setengah jam kami mengurus administrasi rawat inap dan setelah pihak RS menghubungi asuransi S*******, akhirnya kami diperbolehkan check-in.

Suster mengantar kami menuju lantai 5 ke kamar Gardenia nomor 5830. Tidak lama menunggu, dr. Caroline visit ke ruangan dan melihat hasil lab Pramita, semuanya normal hanya saja Hemoglobin angkanya 10,8 di bawah standar 11,5, namun masih tidak mengapa untuk operasi besok. Nilai CA-125 sebesar 42 (normalnya kurang dari 35) dan AMH sebesar 6,94 menunjukkan bahwa istri memang mengidap PCO dan terdapat endometriosis.

Operasi dijadwalkan esok hari (23 Maret) jam 7 pagi. Seharian ini istri hanya beristirahat untuk diobservasi. Malam harinya datang berkunjung dokter anestesi untuk menjelaskan prosedur bius total yang akan dijalani besok.

Hari ini istri minum obat Gastrul 200 mcg sebanyak 2 tablet yang diminum jam 7 pagi dan 7 malam sehari sebelum operasi nanti untuk membersihkan isi dalam kandungan supaya memudahkan proses operasi. Mulai jam 23.00 istri sudah mulai puasa makan dan hanya boleh minum air putih. Malam hari ini istri dapat tertidur nyenyak ditemani saya dan Mamanya yang sengaja cuti kantor selama tiga hari.

Esoknya (Rabu 23 Maret) selepas Subuh, istri sudah mandi dan suster siap membawa menuju ruang operasi di lantai dasar. Jam 7 pagi sudah mulai masuk ruang operasi. Saya dan Mama menunggu di ruang tunggu.

Saat operasi, perut istri dilubangi di 3 titik sebesar hanya 1 cm yaitu di perut bagian kanan & kiri serta di tengah pusar. Setelah itu dijahit dan ditutupi plester transparan.

Sekitar 1,5 jam kemudian saya dipanggil untuk menemui dr. Caroline di ruang operasi, deg-degan rasanya jantung ini saat saya menuju ke sana, namun alhamdulillah dr. Caroline membawa kabar gembira kalau operasi telah selesai sesuai rencana, saya diperlihatkan foto hasil operasi.
foto saat operasi laparaskopi (lembar ke 1)
foto saat operasi laparaskopi (lembar ke 2)
Di foto tersebut terlihat endometriosis yang seperti urat berwarna kemerahan, lalu ada foto saat cairan coklat kehitaman sedang di sedot, lalu foto saat ovarium istri yang berwarna putih sedang di-drilling, dan foto terakhir kondisi reproduksi istri yang sudah bersih.

Saya dan Mama diperbolehkan kembali ke kamar, sementara istri masih harus menunggu sejam untuk diobservasi dan pemulihan. Setelah menunggu sekitar sejam, akhirnya istri diantar ke kamar jam 10 dengan kondisi masih ngantuk berat akibat pengaruh obat bius yang belum hilang sepenuhnya.

Malamnya dr. Caroline kembali visit ke kamar untuk menjelaskan hasil operasi, beliau menyarankan agar kami segera program hamil karena kondisi PCO ini suatu saat pasti akan datang kembali, dan operasi LOD hanya bisa dilakukan sekali saja.

Istri masih harus istirahat semalam untuk diobservasi. Esok harinya (Kamis 24 Maret) jam 7 pagi istri diambil darahnya untuk tes Hemoglobin, hasilnya 10,5 masih di bawah standar 12 jadi istri diresepkan obat untuk dikonsumsi di rumah.
hasil tes Hemoglobin
Dr. Caroline kembali visit jam 10 pagi dan mengizinkan istri pulang karena melihat kondisi istri yang sudah membaik, selanjutnya hanya perlu kontrol rawat jalan seminggu lagi. Pihak RS mengurus administrasi yang terkait dengan asuransi, sekitar dua jam lamanya hingga akhirnya kami diperbolehkan pulang.

Saya tidak keluar uang sepeser pun karena semua biayanya telah ditanggung asuransi, namun nanti akan tetap ada kelebihan biaya karena saya mengambil kamar kelas VIP yang di atas plafon dan akan diinfokan setelah tagihannya selesai diproses, saya hanya perlu mengganti biaya tersebut ke pihak kantor.

Update 5 April 2016
Saat kami datang kontrol, dr. Caroline memberikan surat hasil analisa patologi anatomi dari operasi kemarin. Kesimpulannya, hispatologis mengesankan kista simple ovarium namun dr. Caroline menolak hasil tersebut karena apa yang dia lihat saat operasi bukan merupakan kista simple, perbedaan ini kemungkinan terjadi karena sampel yang diambil kurang banyak sehingga dokter pemeriksa patologi menyimpulkan kista simple.

hasil lab patologi anatomi
Update 19 April 2016
Biaya operasi telah dikirim pihak asuransi ke kantor saya hari Selasa 19 April, setelah hampir sebulan saya menunggu kabarnya. Total tagihannya sebesar Rp 60,9 juta, yang dicover asuransi Rp 38,7 juta, dan yang harus saya lunasi sebesar Rp 22,2 juta. Pihak kantor bisa memberi keringanan untuk melunasinya dengan cicilan yang dipotong gaji bulanan dengan jangka waktu pelunasan maksimal selama 24 bulan.

Total investasi = Rp 22,147,298

Thursday, March 17, 2016

Kontrol ke Omni untuk rencana Laparascopy

Rabu 16 Maret 2016 istri haid (siklusnya 38 hari dari haid sebelumnya tanggal 8 Februari). Kini kami sudah siap melanjutkan rencana Laparascopy istri terutama dari segi finansial. Esoknya kami datang kontrol ke Omni Pulomas bertemu dengan dr. Caroline saat istri haid hari kedua (Kamis 17 Maret).

Kami rencana menggunakan asuransi dari kantor saya yaitu S*******, dr. Caroline menjelaskan kalau untuk operasi kesuburan sulit untuk mendapat penggantian. Namun untuk kasus penyakit lain masih mungkin dicover. Dari kontrol yang sebelum-sebelumnya istri sempat didiagnosa ada endometriosis, jadi dokter kembali melakukan USG dan bila terlihat bisa dijadikan diagnosa untuk operasi. Dari hasil USG, dokter menemukan adanya Polip endometrium sehingga dari hasil scan USG tersebut bisa dijadikan diagnosa buat klaim asuransi.
hasil USG polip endometrium
Istri dijadwalkan untuk operasi pada Rabu (23 Maret), sehari sebelumnya (Selasa 22 Maret) istri sudah harus check-in untuk persiapan operasi karena akan diobservasi terlebih dahulu, sehari setelah operasi (Kamis 24 Maret) direncanakan istri sudah boleh pulang. 

Istri diresepkan obat Gastrul 200 mcg sebanyak 2 tablet yang diminum jam 7 pagi dan 7 malam sehari sebelum operasi nanti. 

Untuk mengecek kondisi tubuh sebelum operasi, istri diminta tes lab ke Pramita. Kami mendatangi lab Pramita di Matraman pada Sabtu pagi (19 Maret). Dari hasil tes lab, kadar CA-125 berada di atas normal, dan Hemoglobin berada di bawah nilai normal.
hasil lab 1
hasil lab 2

hasil lab 3
hasil lab 4
rincian biaya lab Pramita
Kami menanyakan total biaya operasi, hanya untuk jaga-jaga bila seandainya tidak dicover asuransi. Berikut ini rincian biaya operasi sekaligus perbandingan bila mengambil kamar kelas 1 (sekamar untuk dua pasien) dan kelas VIP (sekamar hanya satu pasien).

estimasi biaya laparascopy
Kami berencana mengambil kamar kelas VIP dengan pertimbangan karena istri tidak ingin terganggu dengan kehadiran pasien lain terutama saat paska operasi yang butuh ketenangan lebih, saya dan mama mertua juga akan selalu menemani setiap malamnya sehingga butuh privasi dan kenyamanan. Tentunya asuransi tidak akan mengcover seluruh biayanya karena plafon istri hanya di kelas 1 atau maksimal Rp 700,000 per malam.

Total investasi = Rp 3,105,900
Biaya di rumah sakit:
Administrasi rawat jalan = Rp 35,000
Jasa dokter rawat jalan = Rp 350,000
Print USG transvaginal = Rp 388,000
Disposible USG = Rp 1,300
Penjualan resep farmasi rawat jalan (2 tablet Gastrul 200 mcg) = Rp 28,600

Biaya di luar rumah sakit:
Biaya tes lab di Pramita = Rp 2,303,000