Monday, April 18, 2016

Kontrol h+11 sebelum inseminasi

Senin 18 April 2016 istri haid (siklusnya 34 hari dari haid sebelumnya tanggal 16 Maret), perkiraan masa suburnya di h+11 s/d h+20 jatuh di tanggal 28 April s/d 7 Mei.

Kali ini jaraknya tidak terlalu jauh (hanya 34 hari) dan sepertinya paska operasi LOD siklus haid istri ini sudah bisa dibilang normal kembali, mengacu pada informasi yang saya kutip berikut ini:

" siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid terakhir hingga hari pertama haid berikutnya, di wanita normal pada umumnya memiliki siklus 21-35 hari dan menstruasi berlangsung selama 2-7 hari "

Istri mulai mengonsumsi obat untuk memicu pematangan sel telur dengan jadwal berikut:
[h+3] minum Genoclom 3x sehari (selama 5 hari)
[h+6] suntik Gonal-f 75 IU per hari (total 300 IU selama 4 hari)

Di h+11, kamis malam (28 April) kami menemui dr. Caroline, saat di-USG terlihat sel telurnya masih belum terlalu bereaksi terhadap obat tersebut. Hanya terdapat 3 telur yang bisa dikatakan matang dengan ukuran sekitar 12 s/d 13 mm. Seharusnya di h+11 ini ukuran standarnya 18 s/d 19 mm.

Kami diminta datang kontrol kembali di h+15 untuk melihat perkembangan lanjutannya.

Total investasi = Rp 565,300
Biaya di rumah sakit:

Administrasi rawat jalan = Rp 35,000
Jasa dokter rawat jalan = Rp 350,000
USG transvaginal tanpa print = Rp 179,000
Disposible USG = Rp 1,300

Tuesday, April 5, 2016

Rencana inseminasi kembali

Selasa malam (5 April) kami kontrol untuk mengecek kondisi jahitan istri, plester anti airnya dilepas dan tidak ada rembesan cairan yang menandakan kalau proses pengeringan lukanya sudah pulih.

Kami mendiskusikan rencana program hamil dengan cara inseminasi, dr. Caroline meresepkan istri obat Genoclom 50 mg sebanyak 15 tablet yang bisa diperoleh di apotek Omni, dan obat yang bisa dibeli di apotek luar dengan temannya yang menjadi distributor obat yaitu Gonal-f (Pen) 300 IU dan Ovidrel 250 mcg.

Setelah memasuki haid hari ke-10 atau ke-11 (h+10/h+11) datang kontrol lagi untuk di USG apakah ukuran sel telurnya memungkinkan untuk proses insem. Bila jadi insem maka ini merupakan inseminasi ketiga kami.

Total investasi = Rp 3,574,950
Biaya di rumah sakit:

Administrasi rawat jalan = Rp 35,000
Jasa dokter rawat jalan = Rp 350,000
Penjualan resep farmasi rawat jalan (15 tablet Genoclom 50 mg) = Rp 235,950
 

Biaya di luar rumah sakit:
1 buah Ovidrel 250 mcg = Rp 675,000
1 buah Gonal-f (Pen) 300 IU = Rp 2,275,000
8 buah alcohol swab @ Rp 500 = Rp 4,000

Friday, April 1, 2016

Benarkah mitos wanita penyayang kucing jadi sulit hamil?

Saya dan istri sama-sama menyukai kucing, namun istri jauh lebih sayang daripada saya, bila dia melihat kucing kecil atau kucing yang sedang sakit di jalan akan timbul rasa ibanya seperti memberikannya makan atau dibawa pulang untuk diadopsi.

Kucing kami di rumah Bekasi yang dulu awalnya hanya satu ekor kucing betina, kini sudah berjumlah sepuluh lebih. Sedangkan kucing kami di rumah Meruya ada empat ekor kucing kecil jantan yang kami taruh di halaman belakang rumah, selain itu ada juga kucing liar yang suka datang di halaman depan rumah karena istri selalu memberi mereka makan sehingga banyak kucing baru yang berdatangan.

Apa pendapat orang tua kami
Mama mertua yang tinggal di Bekasi sudah lama mengeluhkan jumlah kucing yang sudah terlalu banyak, halaman rumah juga jadi bau karena sisa makanan dan kotoran mereka. Tidak jauh beda dengan keluhan Papi saya di Meruya dengan kehadiran 4 ekor kucing kecil yang ada di halaman belakang rumah.

Ketidaksukaan mereka dikaitkan dengan sulitnya istri untuk hamil karena mereka menganggap virus toksoplasma yang asalnya bisa dari kucing merupakan salah satu penyebabnya. Padahal sebenarnya virus itu juga bisa berasal dari konsumsi makanan yang tidak matang sempurna, atau sayuran mentah yang kurang bersih saat dicuci. Selain itu virus toksoplasma bukan penyebab sulitnya hamil, namun akibatnya lebih ke janin di dalam kandungan yang mana bila nanti lahir akan mengalami cacat bawaan.

Apa pendapat dokter kandungan
Karena alasan itulah mereka meminta kami untuk membuang semua kucing-kucing tersebut. Istri tambah stres setiap kali didesak soal itu. Akhirnya kami berkonsultasi ke dr. Caroline, beliau menjelaskan bila kucing kami dijaga kebersihannya seperti rajin dimandikan dan dikasih makanan yang matang serta kotorannya dibuang pada tempatnya, maka kecil kemungkinan bagi kucing tersebut untuk mengidap virus toksoplasma.

Untuk lebih meyakinkan dan sebagai persiapan sebelum program kehamilan, dokter menyarankan istri untuk tes TORCH. Kami datang ke lab Pramita cabang Kebon Jeruk pada Senin pagi (4 April), dari hasil tes tersebut alhamdulillah ternyata semua hasilnya NEGATIF yang artinya istri terbebas dari segala penyakit Toksoplasma, Rubella, CMV, HSV1, dan HSV2.

Berikut ini hasil tes TORCH istri dan biayanya.
hasil tes TORCH
biaya tes TORCH
Saat istri menjelaskan hasilnya, Papi banyak bertanya tentang beberapa poin IgG yang positif, ini menerangkan bahwa dulu istri pernah terkena virus tersebut namun seiring waktu tubuh istri telah membentuk antibodinya sendiri untuk melawan virus tersebut, terlihat dari poin IgM yang semuanya negatif.

Dokter pun menyarankan bila memang dengan memelihara kucing dapat mempengaruhi psikologis istri menjadi lebih baik maka dapat diteruskan, istri tentu senang sekali mendengarnya.

Apa pendapat dokter hewan
Beberapa hari setelahnya, kucing kami ada yang sakit jadi kami bawa ke dokter hewan langganan kami, drh. Perdanawinata, kliniknya yang berada di jalan Kembang Kerep tersebut hanya melayani pasien kucing saja. Di klinik tersebut kami curhat seputar masalah tokso dengan problem kehamilan.

Dengan masa kerja 20 tahun lebih, beliau tentunya mempunyai banyak cerita seputar pemilik kucing yang menjadi pasiennya. Salah satu yang menarik adalah cerita tentang sepasang suami istri yang sudah 7 tahun menikah namun belum punya keturunan, mereka tinggal dengan beberapa ekor kucing jauh sebelum awal menikah, kondisi kesehatan mereka pun baik, kasusnya sama seperti kami.

Singkat cerita, ibu mertua suami tersebut berniat untuk menjauhkan mereka dan kucing-kucingnya sementara dengan cara dititipkan di rumah ibu tersebut. Awalnya sang istri merasa keberatan dan sangat kesepian terutama di awal 3 bulan pertama. Namun akhirnya istri tersebut ikhlas harus berpisah sementara dengan kucing kesayangannya.

Keajaiban pun terjadi, di bulan ke 4 sang istri telat haid dan cek ke dokter kandungan, hasilnya sang istri POSITIF hamil. Betapa bahagianya mereka, kini mereka boleh kembali memelihara kucing di rumahnya sembari menemani kehamilan sang istri. Kami turut terharu bercampur bahagia mendengarnya.

Dokter kembali menceritakan kisah lain temannya yang seorang paranormal, dia menjelaskan bila kucing dipotret auranya akan terlihat memiliki keunikan tersendiri. Kucing mampu menyerap energi positif pemiliknya, rasa sayang kita yang terlalu berlebihan terhadap kucing jadi tidak tersisa terhadap kebutuhan rasa sayang kita untuk memiliki seorang bayi. Hal ini sama seperti yang dirasakan istri, dia sangat sayang sekali dengan kucing-kucingnya, sampai selalu kepikiran misalnya saat mereka lagi sakit atau saat tidak ada yang memberi makan bila kami sedang pergi jauh.

Penampilan kucing di film pun sering dikaitkan sebagai hewan kesayangan penyihir karena sifatnya yang misterius dan dingin, terutama kucing yang berbulu hitam.

Dari pengalamannya menjadi dokter hewan, beliau menjelaskan bahwa kucing merupakan hewan yang selalu ingin diperhatikan. Kucing merupakan hewan yang lebih loyal terhadap lokasi daripada terhadap tuannya, misalkan kucing diajak jalan-jalan ke tempat baru dan ramai maka mereka akan ketakutan dan bersembunyi, tidak peduli lagi akan kehadiran tuannya. Berbeda dengan anjing yang suka di ajak jalan-jalan, walaupun di lepas jauh di keramaian namun kalau di panggil maka dia akan datang kembali pada tuannya.

Ada beberapa pasiennya yang kucingnya sehat dan terbebas dari tokso namun justru saat pemiliknya dites malah terkena tokso, jadi kucing bukanlah penyebab utamanya penyebaran virus ini. Dokter sendiri mengaku kalau dia juga mengidap tokso namun tubuhnya telah membentuk kekebalan sendiri.

Apa pendapat kami
Mendengar cerita dan masukan dari berbagai pihak tidak serta-merta membuat kami ingin menelantarkan kucing kami. Untuk sementara waktu istri akan berusaha program hamil sambil memelihara kucing namun tetap mengutamakan kebersihan. Kami juga sudah memvaksinasi beberapa kucing kami di Meruya.

Bila sampai beberapa waktu lamanya istri belum kunjung hamil juga, maka terpaksa kami harus berpisah sementara dengan kucing kami. Kami masih mencari tempat adopsi hewan yang layak untuk mereka.

Kami menyarankan bagi kalian yang memelihara kucing maupun hewan lainnya, utamakanlah kebersihan, jagalah kesehatan hewan dengan rutin membawanya ke dokter hewan bila sakit atau untuk divaksin demi kesehatan mereka dan kita juga.

Total investasi = Rp 2,935,000
Biaya tes lab TORCH di Pramita = Rp 2,935,000