Thursday, February 5, 2015

Inseminasi pertama kami

Hari ini kami dijadwalkan inseminasi oleh dokter Caroline. Tepat jam 6.30 kami sudah tiba di laboratorium buat pengambilan sperma, namun karena petugasnya belum datang, jadi kami menunggu sebentar.

Jam 7 pagi kami diantar petugas lab menuju kamar VIP di lantai 5, saya selesai mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi jam 7.30, langsung hasilnya saya serahkan ke lab dan selanjutnya adalah proses "pencucian" sperma untuk menyeleksi sperma yang terbaik. Suster menanyakan apakah kami ingin memilih jenis kelamin calon anak kami, namun kami tidak terlalu mempermasalahkan pilihan tersebut.

Kami menunggu sekitar 4 jam untuk proses tersebut, dari sekitar 50 juta ml sperma yang saya berikan, setelah diseleksi terpilih sekitar 40 juta ml sperma terbaik. Jam 12.30 istri sudah siap di ruang bersalin, dokter Caroline hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk mengerjakan proses inseminasi itu. Setelahnya istri tetap harus berbaring sekitar satu jam di kasur yang agak dimiringkan dengan posisi kaki lebih tinggi daripada kepala.

Setelah satu jam, kami sudah diperbolehkan pulang. Dokter Caroline meresepkan obat yang bisa saya beli di luar (saya diberikan nomor kontak kenalannya yang bisa dihubungi), yaitu obat Utrogestan 200 mg sebanyak 30 kapsul yang mulai diminum malam ini sebanyak 2x sehari, obat yang diminum 15 hari ke depan ini untuk menguatkan kandungan seandainya sudah terjadi pembuahan.

Utrogestan 200 miligram
Bila istri telat haid seminggu (tepatnya tanggal 28 Februari nanti) disarankan untuk melakukan testpack, kalau sudah lewat dua minggu harus datang ke RS OMNI buat dicek lebih lanjut, namun seandainya gagal harus datang saat haid hari pertama atau kedua untuk dikonsultasikan lagi program selanjutnya.

Total investasi = Rp 3,376,087
Biaya di rumah sakit:
Paket inseminasi = Rp 2,825,000
Penjualan resep farmasi rawat jalan = Rp 21,087

Biaya di luar rumah sakit:
2 box Utrogestan 200 mg (1 box isi 15 tablet) @ Rp 265,000 = Rp 530,000

No comments:

Post a Comment