Thursday, March 24, 2016

Akhirnya istri menjalani Laparascopic Ovarian Drilling

Akhirnya penantian hari ini pun tiba saat kami telah siap untuk melakukan Laparascopic Ovarian Drilling (LOD) untuk mengatasi masalah Polycystic Ovarian Syndrom (PCO) yang dialami istri.

Selasa pagi (22 Maret) kami sudah tiba di RS Omni Pulomas, sehari sebelumnya sudah booking kamar kelas VIP. Sekitar setengah jam kami mengurus administrasi rawat inap dan setelah pihak RS menghubungi asuransi S*******, akhirnya kami diperbolehkan check-in.

Suster mengantar kami menuju lantai 5 ke kamar Gardenia nomor 5830. Tidak lama menunggu, dr. Caroline visit ke ruangan dan melihat hasil lab Pramita, semuanya normal hanya saja Hemoglobin angkanya 10,8 di bawah standar 11,5, namun masih tidak mengapa untuk operasi besok. Nilai CA-125 sebesar 42 (normalnya kurang dari 35) dan AMH sebesar 6,94 menunjukkan bahwa istri memang mengidap PCO dan terdapat endometriosis.

Operasi dijadwalkan esok hari (23 Maret) jam 7 pagi. Seharian ini istri hanya beristirahat untuk diobservasi. Malam harinya datang berkunjung dokter anestesi untuk menjelaskan prosedur bius total yang akan dijalani besok.

Hari ini istri minum obat Gastrul 200 mcg sebanyak 2 tablet yang diminum jam 7 pagi dan 7 malam sehari sebelum operasi nanti untuk membersihkan isi dalam kandungan supaya memudahkan proses operasi. Mulai jam 23.00 istri sudah mulai puasa makan dan hanya boleh minum air putih. Malam hari ini istri dapat tertidur nyenyak ditemani saya dan Mamanya yang sengaja cuti kantor selama tiga hari.

Esoknya (Rabu 23 Maret) selepas Subuh, istri sudah mandi dan suster siap membawa menuju ruang operasi di lantai dasar. Jam 7 pagi sudah mulai masuk ruang operasi. Saya dan Mama menunggu di ruang tunggu.

Saat operasi, perut istri dilubangi di 3 titik sebesar hanya 1 cm yaitu di perut bagian kanan & kiri serta di tengah pusar. Setelah itu dijahit dan ditutupi plester transparan.

Sekitar 1,5 jam kemudian saya dipanggil untuk menemui dr. Caroline di ruang operasi, deg-degan rasanya jantung ini saat saya menuju ke sana, namun alhamdulillah dr. Caroline membawa kabar gembira kalau operasi telah selesai sesuai rencana, saya diperlihatkan foto hasil operasi.
foto saat operasi laparaskopi (lembar ke 1)
foto saat operasi laparaskopi (lembar ke 2)
Di foto tersebut terlihat endometriosis yang seperti urat berwarna kemerahan, lalu ada foto saat cairan coklat kehitaman sedang di sedot, lalu foto saat ovarium istri yang berwarna putih sedang di-drilling, dan foto terakhir kondisi reproduksi istri yang sudah bersih.

Saya dan Mama diperbolehkan kembali ke kamar, sementara istri masih harus menunggu sejam untuk diobservasi dan pemulihan. Setelah menunggu sekitar sejam, akhirnya istri diantar ke kamar jam 10 dengan kondisi masih ngantuk berat akibat pengaruh obat bius yang belum hilang sepenuhnya.

Malamnya dr. Caroline kembali visit ke kamar untuk menjelaskan hasil operasi, beliau menyarankan agar kami segera program hamil karena kondisi PCO ini suatu saat pasti akan datang kembali, dan operasi LOD hanya bisa dilakukan sekali saja.

Istri masih harus istirahat semalam untuk diobservasi. Esok harinya (Kamis 24 Maret) jam 7 pagi istri diambil darahnya untuk tes Hemoglobin, hasilnya 10,5 masih di bawah standar 12 jadi istri diresepkan obat untuk dikonsumsi di rumah.
hasil tes Hemoglobin
Dr. Caroline kembali visit jam 10 pagi dan mengizinkan istri pulang karena melihat kondisi istri yang sudah membaik, selanjutnya hanya perlu kontrol rawat jalan seminggu lagi. Pihak RS mengurus administrasi yang terkait dengan asuransi, sekitar dua jam lamanya hingga akhirnya kami diperbolehkan pulang.

Saya tidak keluar uang sepeser pun karena semua biayanya telah ditanggung asuransi, namun nanti akan tetap ada kelebihan biaya karena saya mengambil kamar kelas VIP yang di atas plafon dan akan diinfokan setelah tagihannya selesai diproses, saya hanya perlu mengganti biaya tersebut ke pihak kantor.

Update 5 April 2016
Saat kami datang kontrol, dr. Caroline memberikan surat hasil analisa patologi anatomi dari operasi kemarin. Kesimpulannya, hispatologis mengesankan kista simple ovarium namun dr. Caroline menolak hasil tersebut karena apa yang dia lihat saat operasi bukan merupakan kista simple, perbedaan ini kemungkinan terjadi karena sampel yang diambil kurang banyak sehingga dokter pemeriksa patologi menyimpulkan kista simple.

hasil lab patologi anatomi
Update 19 April 2016
Biaya operasi telah dikirim pihak asuransi ke kantor saya hari Selasa 19 April, setelah hampir sebulan saya menunggu kabarnya. Total tagihannya sebesar Rp 60,9 juta, yang dicover asuransi Rp 38,7 juta, dan yang harus saya lunasi sebesar Rp 22,2 juta. Pihak kantor bisa memberi keringanan untuk melunasinya dengan cicilan yang dipotong gaji bulanan dengan jangka waktu pelunasan maksimal selama 24 bulan.

Total investasi = Rp 22,147,298

No comments:

Post a Comment