Hasil lab inilah yang digunakan dokter untuk menentukan jenis dan dosis obat yang akan diberikan ke istri supaya bisa mematangkan sel telur dengan jumlah yang banyak dan berkualitas.
LH (Luteinizing hormone): pada hari ke-3 haid, nilai normal LH antara 3-10 mIU/mL. Kadar LH & FSH kurang lebih sama.
FSH (Follicle stimulating hormone): kadar FSH antara 3-10 mIU/mL pada hari ke-3 haid menunjukkan kualitas sel telur yang baik dan angka keberhasilan tinggi. Bila FSH di kisaran 12-15 mIU/mL menunjukkan kualitas sel telur yang rendah dan keberhasilan juga rendah.
Selain itu bila nilainya rendah (antara 3-10 mIU/mL) maka cadangan sel telur di ovarium masih mencukupi. Bila terdapat peningkatan kadar FSH berarti jumlah sel telur yang berada di ovarium berkurang, jika kadarnya sangat tinggi dan berada dalam batas menopause menunjukkan bahwa tidak ada lagi sel telur yang tertinggal di ovarium untuk menjadi matang.
Estradiol: pada hari ke-3 haid, kadar normalnya sekitar 50 pg/mL atau lebih rendah, bila kadarnya di atas 75 pg/mL akan memberi respon yang rendah pada pengobatan. Dalam siklus normal, kadar Estradiol yang awalnya rendah akan meningkat secara bertahap sampai folikel matang.
Kadarnya selalu dipantau sepanjang pengobatan, bila kadarnya tidak mengalami peningkatan maka pengobatan tidak dilanjutkan. Nilainya harus naik bertahap untuk membuktikan bahwa tubuh merespon Gonal-f dan stimulasi terhadap indung telur diterima dengan baik.
Prolaktin: kadar normalnya kurang dari 20 ng/mL, peningkatan kadar Prolaktin dapat mengganggu penebalan lapisan bagian dalam rahim.
hasil tes lab istri selama proses stimulasi ovarium |
Dari hasil tes lab Estradiol di hari ke-6 haid terlihat bahwa di IVF pertama nilainya yang hanya 57,01 jauh lebih rendah dibanding IVF kedua kami yaitu 753,8.
Sedangkan percobaan IVF kedua kami di bulan Oktober akhirnya sukses hingga tahap OPU menghasilkan 13 sel telur. Lalu setelah dibuahi, yang berhasil menjadi embrio berkualitas baik ada 7.
No comments:
Post a Comment