Malam ini istri mengeluh perutnya tambah sakit, sebenarnya dia sudah mulai merasakan gejala perutnya semakin membesar sejak Jumat lalu (18 Nov) namun saat itu dia masih kuat menahannya.
Perutnya terlihat membesar seperti orang hamil 5 bulan karena berisi banyak cairan, saya lantas menelepon dr. Gita malam itu juga. Karena istri pipisnya sedikit, beliau menyarankan agar besok dicek ke lab dan dipasang infus.
Bila perutnya makin terasa sakit dan nyeri sekali, dr. Gita memperbolehkan istri minum obat bebas Polysilane.
Kami diminta besok datang kontrol karena istri didiagnosa terkena gejala Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS). Namun bila malam ini kondisi istri semakin gawat maka sebaiknya segera datang ke IGD di RSCM Kencana.
Obat Medrol dan Progynova diminta stop oleh dr. Gita, sedangkan obat yang lainnya tetap dilanjutkan.
Kami telah banyak tahu gejala OHSS ini dari pengalaman orang lain yang kami baca di internet. Semalaman saya terjaga menemani istri yang tidak bisa tidur dengan nyaman karena sesak nafas. Mual-mual dan muntahnya juga semakin parah.
Selasa (22 Nov) / (h+30)
Hari ini saya izin cuti dari kantor, jam 6 pagi kami segera menuju RSCM Kencana, sesampainya saya segera meminjam kursi roda buat istri karena perutnya sakit kalau dibawa jalan. Kami langsung menuju lab untuk tes darah istri, selain tes D-Dimer, Beta-HCG dan Progesteron, dr. Gita juga menambahkan beberapa tes untuk mengetahui kondisi OHSS istri.
Sembari duduk di ruang tunggu Klinik Yasmin, perawat menanyakan berapa banyak protein yang dikonsumsi istri, kami menjawab sehari makan 4 putih telur saja dan belum lama ini baru mulai mengonsumsi susu tinggi protein.
Ternyata itu masih sangat kurang, perawat mengingatkan agar terhindar OHSS bagi wanita yang menjalani IVF sebaiknya sudah mulai banyak mengonsumsi protein sejak masa stimulasi ovarium, yaitu saat dulu masih menyuntik Gonal-f.
Disarankan makan 6 hingga 8 putih telur per hari, dan minum susu tinggi protein sebanyak 2 hingga 3 gelas per hari, merk yang bagus Peptisol.
Jadwal dr. Gita yang seharusnya jam 11 siang ternyata harus mundur ke jam 12. Hasil lab sudah keluar dan langsung perawat berikan ke kami, namun karena istri sudah tidak kuat lagi jadi kami diprioritaskan untuk segera bertemu dr. Gita.
Dari semua angka hasil lab yang kami terima, kami paling penasaran untuk langsung melihat nilai Beta-HCG. Alhamdulillah.. ternyata nilainya adalah 93,14 IU/L yang berarti istri sudah hamil.
hasil tes lab 22 Nov (halaman 1) |
hasil tes lab 22 Nov (halaman 2) |
Dr. Gita segera memberikan rujukan untuk kamar rawat inapnya. Segera setelah saya selesai mengurus administrasi dan membayar deposit sebesar Rp 15 juta (10x harga rawat inap di kamar VIP) istri langsung dipersilahkan istirahat di kamar dan diberikan cairan infus.
Sore harinya dr. Gita visit ke kamar dan melihat kondisi istri, beliau mengatakan biasanya orang yang terkena late OHSS atau baru terkena OHSS beberapa hari setelah ET maka kemungkinan hamilnya justru lebih tinggi.
Lalu dr. Gita meresepkan obat Caberlin 0,25 mg sebanyak 3 tablet untuk mengobati OHSS, diminum 1 tablet per hari. Karena tidak tersedia di apotek RS jadi saya pesan delivery ke apotek Megaria Farma. Karena besok dr. Gita sedang ada acara seharian jadi dia baru bisa visit lagi hari Kamis (24 Nov).
Malamnya perawat mengukur lingkar perut istri yang mencapai 88 cm.
Rabu (23 Nov)
Hari ini saya bisa ngantor seharian karena Mama akan datang menemani istri siang ini, dan juga sore nanti Hani, teman baik kami yang baru saja menikah, ikut menemani sampai malam.
Rabu siang istri diambil darahnya untuk tes lab dan dilihat perkembangannya. Hasil tes lab menunjukkan nilai Albumin istri di angka 2,87 g/dL, masih di bawah nilai rujukan 3,5 - 5,2. Jadi istri perlu diinfus cairan Albumin sebanyak 1 botol (100 ml), harganya lumayan mahal Rp 2,4 juta.
hasil tes lab 23 Nov (halaman 1) |
hasil tes lab 23 Nov (halaman 2) |
Sorenya perut istri di-USG dan terlihat banyak cairan akibat gejala OHSS-nya.
hasil USG terlihat banyak cairan di perut istri |
Sebenarnya dr. Gita tidak meminta dipasang kateter dan ternyata istri juga malah tidak nyaman pipis melalui kateter, akhirnya istri minta kateternya dicopot oleh suster.
Malamnya perawat kembali mengukur lingkar perut istri, naik 1 cm menjadi 89 cm.
Kamis (24 Nov)
Saya izin cuti setengah hari yang pagi karena istri tidak ada yang menemani, Mama baru bisa datang siang hari. Istri diambil darah pagi ini untuk tes lab dan dilihat perkembangannya.
Setelah siang saya pergi ke kantor, dr. Gita visit dan melihat hasil tes lab Albumin istri yang sudah naik ke angka 3,3 g/dL. Jadi istri diperbolehkan pulang ke rumah dan rawat jalan. Namun karena biaya kamarnya sudah terhitung lewat 1 hari jadi kami memutuskan untuk pulang besoknya.
hasil tes lab 24 Nov |
Jumat (25 Nov)
Saya cuti seharian karena akan menemani istri keluar rumah sakit.
Pagi ini lingkar perut istri diukur perawat, hasilnya masih sama yaitu 89 cm.
Sembari menunggu istri makan siang, saya menyempatkan shalat Jumat di Masjid Asy-Syifa yang terletak di dekat RSCM Kirana.
Dikarenakan banyak pasien rawat inap yang baru masuk, perawat baru datang agak siang ke kamar kami jam 14. Istri diberikan beberapa obat untuk dibawa pulang, yaitu:
Kliran 4 mg (15 tablet)
Duphaston 10 mg (24 tablet)
Lovenox 40 mg/0,4 ml (8 buah)
Cygest 400 mg (13 tablet)
Caberlin 0,25 mg (7 tablet. pesan delivery dari apotek Megaria Farma).
Total istri dirawat inap selama 4 hari 3 malam. Istri dijadwalkan untuk datang kontrol kembali hari Sabtu depan (3 Des).
kuitansi pelunasan Klinik Yasmin (25 Nov) halaman 1 |
kuitansi pelunasan Klinik Yasmin (25 Nov) halaman 2 |
kuitansi pelunasan Klinik Yasmin (25 Nov) halaman 3 |
kuitansi pelunasan Klinik Yasmin (25 Nov) halaman 4 |
kuitansi pelunasan Klinik Yasmin (25 Nov) halaman 5 |
kuitansi tambahan obat farmasi di Klinik Yasmin (25 Nov) |
Total investasi = Rp 16,898,385
Biaya di Klinik Yasmin = Rp 15,667,385
Biaya di apotek Megaria Farma (10 tablet Caberlin 0,25 mg) = Rp 1,231,000
No comments:
Post a Comment