Sore ini kami datang kontrol ke Omni Pulomas untuk melihat kondisi jahitan istri paska operasi seminggu lalu. Dr. Caroline membuka plester transparan di 3 titik bekas lubang operasi untuk melihat hasil jahitan, tidak ada cairan yang keluar menandakan hasilnya sudah bagus, setelah itu ditutup lagi dengan plester anti air yang baru.
Lalu dicek USG untuk melihat apakah ginjalnya terpengaruh akibat operasi kemarin, hasilnya alhamdulillah normal. Istri diresepkan obat Sharox 500 mg untuk dikonsumsi 3x sehari selama 5 hari ke depan.
Istri menanyakan apakah dia harus menggunakan obat suntik hormon supaya hasil pembersihan kista saat operasi kemarin jadi makin optimal. Dr. Caroline menjelaskan, obat terapi hormon untuk kanker tersebut harus dikonsumsi selama 3 bulan sehingga program hamil istri akan tertunda. Positifnya: perkembangan kista akan lebih lambat, negatifnya: menggunakan atau tidak obat tersebut, kista pasti akan ada lagi.
Namun dr. Caroline tetap meresepkan obat Divalin, dan meminta kami mempertimbangkan pilihan tersebut. Bila jadi menggunakan Divalin maka akan disuntikkan ke istri saat kami datang kontrol seminggu lagi.
Saya dan istri browsing di internet, baca pengalaman bunda yang menggunakan obat terapi hormon tersebut, ada yang tiga bulan setelah stop obatnya namun masih belum haid juga. Akhirnya kami memutuskan tidak jadi pakai obat tersebut dan memilih untuk langsung program hamil.
Total investasi = Rp 1,158,703
Biaya di rumah sakit:
Administrasi rawat jalan = Rp 35,000
Jasa dokter rawat jalan = Rp 400,000
USG transvaginal tanpa print = Rp 179,000
WT sederhana = Rp 70,000
Disposible USG = Rp 1,300
Penjualan resep farmasi rawat jalan (15 tablet Sharox 500 mg) = Rp 473,403
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment